Rabu 23 Muharram 1435 / 27 November 2013 15:30
SEBELUM usia dua puluh tahun, Nicolas Anelka sudah mengalami
pencapaian prestasi luar biasa; memenangkan titel Liga Primer bersama
Arsenal, kemudian bermain dengan Real Madrid. Namun karena
kebengalannya, ia merantau dari satu tim semenjana ke tim semenjana yang
lain. Ia dijuluki si ‘Bad Boy’.
Di Manchester City, ia menemukan Islam dan menjadi seorang mualaf.
Setelah itu, ia kembali menjulang bersama Chelsea dan meraih beberapa
gelar bergengsi lainnya. “Saya memiliki karier yang sulit, saya kemudian
memutuskan untuk menemukan kedamaian. Dan, akhirnya saya menemukan
Islam,” ujarnya.
Lahir di Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979, Anelka menghabiskan
masa kecilnya di Trappes, sebuah kota kecil yang terletak di pinggiran
barat Kota Paris.
Sejak kecil, Anelka dididik sebagai seorang atheis alias tidak
percaya adanya Tuhan. Anelka pernah benar-benar tidak percaya adanya
keberadaan Tuhan.
Kapan Anelka memeluk Islam? Anelka memulai karier bersama Paris
Saint-Germain hingga menembus skuat utama klub tersebut. Semusim
kemudian, ia bergabung dengan Arsenal. Anelka bermain reguler bersama
skuat utama Arsenal dan meraih gelar PFA Young Player of the Year Award
(Pemain Muda Terbaik PFA) di musim keduanya.
Pada tahun 1999, ia bergabung dengan Real Madrid dengan nilai
transfer £22,3 juta, sebuah rekor nilai transfer pada saat itu. Namun,
ia tampil tidak cukup baik sehingga hanya bertahan satu musim untuk
kemudian kembali bergabung dengan Paris Saint-Germain dengan nilai
transfer £20 juta.
Pada bulan Januari 2002, Anelka dipinjamkan ke Liverpool. Pada akhir
musim 2001–02, ia bergabung dengan Manchester City dengan nilai transfer
£13 juta. Di City lah, Anelka mulai kenal dengan Islam, namun masih
tahap memelajarinya.
Masuk Islam
Setelah dua setengah musim bersama klub kota Manchester tersebut,
Anelka hijrah ke Turki pada bulan Januari 2005, bergabung dengan
Fenerbahçe dengan nilai transfer £7 juta. Ternyata, kepindahanya ke klub
Turki, Fenerbahce, setelah memperkuat Manchester City pada 2004 menjadi
penyebabnya. Di Turki, ia diyakini mengucapkan dua syahadat kalimat. Ia
mengubah namanya menjadi Abdul Salam Bilal Anelka.
Saat itu, Anelka mendapatkan bimbingan untuk memeluk Islam setelah
bersentuhan langsung dengan budaya Turki. Sejak saat itu, mantan striker
Paris Saint-Germain itu mulai menunjukkan identitas keislamannya.
Memeluk Islam, mengantarkannya pada perubahan positif dalam hidupnya.
Mantan bomber Chelsea itu berpendapat, Islam menuntunnya untuk
bertindak dengan bijaksana. Anelka menegaskan Islam adalah sumber
kekuatan dalam dan di luar lapangan.
Sebelumnya, Anelka sempat menyembunyikan identitas Islam kepada
masyarakat. Tidak seperti rekannya di timnas Prancis, Franck Ribery yang
selalu berdoa ketika pertandingan dimulai. Anelka hanya diam dan
benar-benar menyembunyikan identitas Muslimnya.
“Bagi saya, agama adalah masalah pribadi, tidak perlu diungkapkan
kepada publik,” jelas Anelka. Menurut Anelka, Islam adalah cara hidup
yang sesuai dengannya. Dari Chelsea, ia sempat bergabung dengan klub
China, kemudian ke Juventus, dan sekarang ia kembali ke Liga Primer
bersama West Bromwich Albion. [four four two/wikipedia]
0 komentar:
Posting Komentar