BANDUNG, (PRLM).- Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) sejak tahun 2006 mengalokasikan anggaran
beasiswa unggulan sehingga bisa kuliah secara gratis. Namun, jumlah
beasiswa tak sebanding dengan peminat sehingga besaran biaya terus
dikurangi agar terjadi pemerataan beasiswa.
"Awalnya antara tahun 2006-2008 beasiswa unggulan juga menjamin biaya hidup sebesar Rp 1 juta per bulan dan biaya pembelian buku-buku," kata Staf Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemendikbud, Elizabet Paenbonan, S.H., M.Si., di sela-sela sosialisasi biaya unggulan di STMIk AMIK Bandung, Kamis (9/11).
Menurut Elizabet, alokasi beasiswa unggulan pada tahun ini sampai 16.000 orang untuk perguruan tinggi negeri maupun swasta. "Jumlah mahasiswa bisa bertambah karena dengan menghilangkan biaya hidup dan biaya buku, maka akan semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan beasiswa," ucapnya.
Elizabet mencontohkan sering perguruan tinggi yang mendapatkan kuota 60 mahasiswa akhirnya dibagi untuk 120 mahasiswa. "Dengan alasan pemerataan, maka bisa saja jumlah mahasiswa penerima ditambah meskipun ada bagian beasiswa yang dikurangi," ucapnya.
Jumlah beasiswa untuk tiap mahasiswa, kata Elizabet, berbeda-beda sesuai dengan persetujuan antara Kemendikbud dengan pjhak perguruan tinggi. "Namun ada perguruan tinggi negeri yang masih keberatan menerima mahasiswa yang didanai dari beasiswa Kemendikbud. Mungkin beasiswa dari pemerintah masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan perguruan tinggi itu," katanya.(A-71/A-147)***
"Awalnya antara tahun 2006-2008 beasiswa unggulan juga menjamin biaya hidup sebesar Rp 1 juta per bulan dan biaya pembelian buku-buku," kata Staf Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemendikbud, Elizabet Paenbonan, S.H., M.Si., di sela-sela sosialisasi biaya unggulan di STMIk AMIK Bandung, Kamis (9/11).
Menurut Elizabet, alokasi beasiswa unggulan pada tahun ini sampai 16.000 orang untuk perguruan tinggi negeri maupun swasta. "Jumlah mahasiswa bisa bertambah karena dengan menghilangkan biaya hidup dan biaya buku, maka akan semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan beasiswa," ucapnya.
Elizabet mencontohkan sering perguruan tinggi yang mendapatkan kuota 60 mahasiswa akhirnya dibagi untuk 120 mahasiswa. "Dengan alasan pemerataan, maka bisa saja jumlah mahasiswa penerima ditambah meskipun ada bagian beasiswa yang dikurangi," ucapnya.
Jumlah beasiswa untuk tiap mahasiswa, kata Elizabet, berbeda-beda sesuai dengan persetujuan antara Kemendikbud dengan pjhak perguruan tinggi. "Namun ada perguruan tinggi negeri yang masih keberatan menerima mahasiswa yang didanai dari beasiswa Kemendikbud. Mungkin beasiswa dari pemerintah masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan perguruan tinggi itu," katanya.(A-71/A-147)***
0 komentar:
Posting Komentar