ARTEFAK HATI
Hati adalah artefak Ilahiyah yang dititipkan kepada jiwa seseorang untuk dikaji dengan penuh kehati-hatian serta kearifan.
Peninggalan yang teramat disayangkan oleh sebagian insan dan tidak sedikit seseorang tidak mampu meraihnya dalam kehidupannya adalah bagaimana dia menciptakan suasana yang harmoni antara sang Khaliq dengan Makhluqnya.
Suatu pepatah menyebutkan, Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan (nama) budi pekerti serta sopan santun dalam keseharian dan terhadap tuhannya serta berhakti terhadap alam semesta.
Ibarat suatu Candi yang terkubur dalam tanah, maka dibutuhkan sang ahli untuk menggalinya dengan teliti. Demikian kebeningan sikap dan prilaku adalah ARTEFAK HATI yang harus tergali dengan teliti oleh ahli di bidangnya.
Untuk itulah peran seorang Guru Mursyid sebagai pembimbing sangatlah dibutuhkan, Jangan sampai tangan-tangan kotor menggores situs yang terpelihara, putih bak mutiara yang tertanam jauh didalam relung hati.
Kesadaran seseorang dalam mencari dan menemukan mutiara akan begitu indah jika jalan-jalan yang dilalui terbimbing rasa cinta sang Guru Mursyid.
Sadari, renungkan dan sampaikan, dan kemesraan itu akan berlanjut pada indahnya sebuah wushul (memperkenalkan diri-Nya), saling mengingatkan, saling mendoakan dan bias-bias cahaya cinta akan membawamu kehadirat Sang Maha Cinta.
Cari dan temukan pembimbingmu (Guru Mursyid) Itulah makna dari MENEMUKAN MANISNYA KEIMANAN.
Atau sadarilah sifat-sifatmu, maka Allah SWT membantumu dengan sifat-sifat-Nya.
Akui saja kehinaanmu, maka Allah SWT membantumu dengan kemuliaan-Nya. Akui saja ketidakberdayaanmu, maka Allah SWT membantumu dengan kekuasaan-Nya. Dan akui saja kelemahanmu, niscaya Allah SWT membantumu dengan kekuatan-Nya.
Ternyata, dengan menyadari tentang sifat-sifat dasar kemanusiawian, justru akan menyadarkan kita tentang sifat-sifat Ilahiyah, yang bertentangan dengan sifat-sifat tersebut.
Pengakuan kita akan keterbatasan, kebutuhan, dan kehambaan, akan terpantul dalam cermin yang sempurna. Dari kekuasaan dan cahaya-Nya yang tidak terbatas.
Keadaan jujur dan ikhlas dalam diri seorang hamba akan memunculkan cahaya rahmat, kemurahan dan karunia-Nya yang kekal.
Bagi yang mau mencopy dan menyebarkannya atau dishare dipersilahkan, tidak perlu izin penulis. Karena seluruh pengetahuan adalah milik Allah SWT yang dipancarkan di dalam hati hamba-hamba yang di kehendaki-Nya.
Semoga bermanfaat...
Hasil Copas
0 komentar:
Posting Komentar