Posted on
Tidak salah ungkapan bijak berkata : “saat kita menyalahkan orang lain, kita menyerah pada kekuatan kita untuk berubah”. Kelemahan alami (“Sinful Nature”)
kita sebagai manusia adalah cenderung tidak mau mengakui kelemahan diri
sendiri atas kegagalan yang kita peroleh. Padahal orang yang paling
bertanggung jawab untuk semua kegagalan kita di dunia ini adalah orang
yang sedang duduk di kursi yang Anda duduk sekarang. Mengapa kita
katakan demikian?
Harusnya kita sadari dengan benar,
keputusan apapun untuk gagal adalah kita yang memilihnya, karena Tuhan
selalu memberikan kita kemampuan untuk membedakan dan mengerti mana yang
baik dan mana yang salah. Sehingga bukan kekasih kita, bukan karena
istri atau suami yang tidak pernah memberikan dorongan moril, atasan
yang tidak memahami kita dengan baik, bukan rekan kerja yang tak
perduli, bukan perusahaan yang tidak mau tahu kepentingan kita, bahkan
bukan keadaan sekalipun. Karena kita mampu merubah keadaan dengan mulai
merubah diri kita, merubah cara pandang kita terhadap diri sendiri dan
cara pandang terhadap orang lain.
Teringat seorang pesenam Amerika beberapa
tahun lalu yang cedera saat kompetisi di Olimpiade. Dimana penasehat
kesehatan dan pelatih nya menyarankan untuk menghentikan kompetisinya
karena kondisi cedera cukup parah dan tidak memungkinkan memenangkan
medali. Dia gigih dan memilih untuk melanjutkannya dengan keinginan kuat
bisa membanggakan negaranya, dan dia berhasil meraih kemenangan yang
diimpikannya. Masih banyak teladan yang bisa kita pelajari dari
orang-orang yang berhasil yang karena memiliki kebebasan keputusan dan
kesungguhan untuk komit menjalankan keputusan untuk hidupnya dan memikul
tanggung jawab atas keputusan yang telah diambilnya seperti tokoh-tokoh
dunia macam Bill Gates, Thomas Alfa Edison, Colonel Sanders, Marthen Luther King, dan masih banyak tokoh lainnya.
Kita mungkin tidak seperti pesenam
Amerika dan orang-orang terkenal yang saya sebutkan sebelum ini. Tapi
siapapun kita, saya percaya kita mampu untuk melihat kegagalan dengan
benar. Dengan berhenti menyalahkan orang lain dan menyalahkan keadaan,
dan mulai melihat kegagalan itu sebagai tanggungjawab yang harus kita
ambil. Mulailah bersyukur untuk kegagalan itu…karena sebenarnya
kegagalan itu adalah suatu proses pendewasaan untuk kita menjadi lebih
baik.
Tidak ada orang yang gagal, tetapi yang
ada hanyalah orang yang memutuskan untuk berhenti sebelum mencapai
keberhasilan yang diinginkannya. Dengan begitu kita pahami dengan baik
bahwa tiada kesuksesan tanpa adanya suatu pengorbanan, ada ‘harga’ yang
harus ‘dibayar’. Tidak ada sesuatu yang berharga dalam hidup ini yang
dapat ‘dibeli’ dengan ‘harga murah’. Ingatlah, keberhasilan bukanlah
sebuah nasib tetapi kita yang menentukannya, bukan orang lain.
Berbesar hati lah terhadap
kegagalan, terbuka terhadap teguran dan nasihat, serta miliki
penerimaan yang luas tentang diri sendiri, tentang orang lain dan
tentang keadaan
0 komentar:
Posting Komentar