Bagaimana China Melakukan Hegemoni Ekonomi di Suatu Negara |DR Ronnie Higuchi Rusli, Msc | 30 Juni 2019
Penulis adalah Dosen tetap dan Dosen Penguji pada Program Studi S3 Manajemen Strategik pada program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE-UI dan Dosen pada program studi Kajian Ketahanan Nasional (PPs-UI) dan Pengajar tidak tetap pada program Management Ketahanan Nasional, Program Pelatihan, Departemen Pertahanan RI.
1.Pertama Pemerintah China khususnya yg mengatur kebijakan ekonomi mereka mengidentifikasi negara2 yg akan dikuasai pangsa pasar dalam negeri negara itu
2.Secara detil mengamati produk2 yg dihasilkan negara itu apa saja mulai dari Baja, Migas, Makanan, Pakan Ternak, Elektronika, Permesinan dll
3.Semua industri ini diamati mulai dari asal bahan bakunya, pangsa pasarnya, manajemennya, kualitasnya, harganya dan keunggulan kompetitive dan kompetitifnya.
4.Semua industri ini diamati mulai bahan bakunya, pangsa pasarnya, manajemennya, kualitasnya, harganya, keunggulan kompetitive-kompatatif pemerintah China mengidentifikasi pelaku ekonomi negara itu siapa saja importirnya eksportirnya
5.spt apa yg di impor dan apa yg diekspor itu dikaji scr detil untuk melihat siapa saja kompetitor produk yg diekspor dan diimpor berapa harganya adakah substitusinya di pabrikan di China (biasanya selalu ada)
6.Mereka khususnya mencari siapa saja importirnya setelah mengidentifikasi seluruh keperluan import negara itu. BUMN dalam waktu 1 th.
7.Kemudian China membuka perbankannya di negara itu untuk menfasilitasi LC impor-export produk dari China maupun ekspor ke LN melalui perbankannya.
8.Kemudian mendekati semua perusahan importir yg produknya semua sudah di buat di China dengan memberi “commision fee” yg sangat menarik dan harga yang rendah dari produk yg di ekspor maupun di impor.
9.Maka importir akan mengimpor dari China dengan faslitas kredit muran dari perbankan China untuk masuk ke DN negara itu sehingga terjadi persaingan “adu murah” dengan kualitas rendah Kw 1/Kw 2.
10.Pengguna bahan impor didekati oleh importir lain di DN utk mengganti produk yg selama ini dipakai buatan DN yg berkuakitas tinggi standar Eropah/Amerika (ASTM)/Jepang (JIS) dmg harga murah dengan kredit.
11.Saya teringat wkt ketemu dengan kawan importir produk dari China menawarkan barang dengan cara “pakai saja bayarnya gak usah dipikirkan kapan2 saja dalam batas 6-1 th tergantung industrinya kl BUMN boleh 1 th
12.Pola bayar belakangan sangat disukai dan importir tidak perlu kuatir krn dengan bukti sdh ada “account receivable” dari pemakai, Perbankan China yg akan mengatur semua.
13.Untuk produk yg ekspor dilihat kemana, kalau ke negara2 di ASEAN maka barang yg dikirim langsung dr China dan manifest dikirim ke Indonesia dan nama kapal China pun sudah tertera di manivest.
14.Dengan masuknya barang substitusi impor ke Indonesia untuk bersaing dengan produk yg dibuat pabrikan DN maka dlm perjalanan waktu pangsa pasar pabrikan DN menyusut dan mengecil dan keuntungan jadi nol
15.Akhirnya semua produk yg di buat di DN tdk laku karena harga dan banjirnya produk substitusi impor dr China yg menguasa pangsa pasar DN
16.Kemudian krn pangsa pasar yg sangat besar di DN maka China mulai membangun pabrik-pabrik di negara itu sehingga pemangku kebijakan negara tsb senangnya bukan main karena berhasil membuat/membujuk China menginvest pabriknya dinegara itu.
17.Pemangku kebijakan senang dengan menyampaikan suksesnya di media massa bhw China sekarang membangun pabriknya dinegara itu dan skrng sdh tdk perlu impor lagi dr China dan ini menghemat devisa (devisa siapa? Fasilitasinya dr perbankan China kok!!)
18.Pabrik yg dibangun China sama persis dengan di China bahkan dengan kapasitas lebih besar dan buruh dan teknisinya dari China (wajar krn tdk ada pekerja yg bisa baca huruf China kecuali dr China)
19.menghemat devisa apanya (devisa siapa? Fasilitasinya dr perbankan China semua kok untuk membangun pabrik dinegara itu dan perbankan di DN tdk diikutkan dalam pembiayaan pembangunan pabrik2 itu.
20.Ini strategi bukan hanya untuk 1 produk tetapi utk semua produk yg di impor dan diekspor ke LN oleh suatu negara & tdk memungkinkan negara bisa menolak investasi ke DN negara tsb manakala semua lini impor dan ekspor sudah dikuasai, tdk heran Vietnam yg dekat menolak pola ini.
21.Strategi ini adlh utk menghancurkan produk ekspor yg dilakukan dng mengimpor sebanyak-banyaknya dr suatu negara utk kemudian datang invest di negara itu utk membagun pabrikan dng produk yg sama dng pabrikan yg mengekspor ke China & dng harga yg lebih murah.
22.Akibatnya China menghentikan impor dr pabrikan yg pertama mengekspor ke China dan mengganti dengan pabrikan yg sebelumnya mengekspor ke China dan membeli pabrik2 yg bangkrut dinegara yg sebelumnya mengekspor dan memperkakaskan dengan peralatan dr China.
23.Pada akhirnya semua pabrikan bahan untuk ekport-impor tergantika oleh pabrik-pabrik buatan China dan dimiliki China semua saham maupun peralatannya dan juga mengkopi peralatan buatan eropah dan mrngganti dengan buatan China.
24.Bagaimana akhirnya negara itu? Inilah yg dikatakan Pak RR cara negara asing mengusai sebuah negara secara total dan tdk bisa tergantikan lagi sebagaimana kalimat “once China got everythings, they will do the China way”
25.Suka tidak suka semua kendali ada ditangan pemangku kekuasaan yg tentunya punya banyak perusahan importir dan mungkin juga saham2 dipabrikan yg didirikan di negara itu.
26.“Welcome The China Way” Selamat Bangkrut Usaha di Negara Itu. Apakah akan terjadi disini “only time will tell” END ...
0 komentar:
Posting Komentar