السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ngaji dulu yuk!
(Selasa, 21 Syawal 1440 H./25-6-19M.)
"Meluruskan Ibadah Kepada Allah"
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (٣٠) مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (٣١) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (٣٢)
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui; dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang² yang mempersekutukan Allah; yaitu orang² yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap² golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka". (Qs. Ar-Ruum/30: 30-32)
⭐ Allah Swt. memerintahkan agar Hamba-Nya meluruskan setiap ibadahnya menghadap kepada agama yang telah disyariatkan oleh Allah, yaitu agama Islam yang hanif. Lalu dalam setiap amal ibadahnya, agar meluruskan pandangan ruhaninya menghadap Allah dengan keikhlasan sangat sempurna.
⭐ Ikhlah berasal dari kata "Khulasha", yang berarti murni atau berlepas diri. Ikhlas artinya melakukan perbuatan yang dilakukan dengan cara melepaskan diri dari segala tujuan, kecuali hanya untuk Allah semata; maka ikhlas merupakan kunci diterimanya suatu amal seorang muslim.
Untuk menjaga keikhlasan dalam beramal, harus pula disertai niat dengan mengikuti ajaran Rasul-Nya. Jika suatu amal tanpa keikhlasan, maka ia akan jatuh ke dalam jurang "Riya", yaitu amalan yang mengharapkan pujian atau nilai dunia, yang berkatagori syirik (kecil).
Allah Swt. berfirman:
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya se-mata² karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)".
(Qs. Al-Bayyinah/98: 5)
Kemudian Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridha Allah”. (HR. Abu Dawud-Nasa’i-Ibnu Majah)
Imam al-Ghazali menulis dalam Kitab Ihya Ulumuddin: "Setiap manusia akan celaka kecuali orang yang berilmu; Setiap orang yang berilmu akan celaka kecuali orang yang beramal; Dan setiap orang yang beramal akan celaka kecuali orang yang ikhlas".
Dari Abi Hurairah, Nabi saw. bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang (dianggap) mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan², lalu ia pun mengenalinya.
Allah bertanya kepadanya: ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat² itu?’
Ia menjawab : ‘Aku berperang se-mata² karena Engkau sehingga aku mati syahid'.
Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu)'. Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Berikutnya adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan²nya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah bertannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan² itu?’
Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al-Qur`an hanyalah karena engkau'.
Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang yang berilmu, dan engkau membaca al-Qur`an supaya dikatakan sebagai seorang pembaca al-Qur`an yang baik'. Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)’. Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
Berikutnya didatangkan orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Diperlihatkanlah kepadanya kenikmatan²nya, maka ia pun mengakuinya.
Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat² itu?’
Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya se-mata² karena Engkau'
Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)’. Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka". (HR. Muslim& Nasai)
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Wallahu a'lam
(Silakan dikoreksi)
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 komentar:
Posting Komentar