SEJARAH JALAN TOL TRANS JAWA
- Siapa sih Annisa Madaniyah itu?
- Kok serba tahu !
- Apa benar Jalan Tol trans Jawa Hasil karya Presiden Joko Widodo ?
Annisa Madaniyah itu sangat kasihan melihat rakyat indonesia setiap hari Selalu di tipu oleh presiden Ri dan kabinetnya.
Simak baik baik dan baca tulisan dibawah ini
Jalan Tol Trans Jawa, ternyata bukan mahakarya Bj Habibie, Abdul Rahman Wahid, Megawati, Sby dan Joko Widodo.
Jalan Tol trans Jawa. Ternyata Bukan Milik Negara indonesia, yang membangun Jalan Tol trans Jawa ini bukan Presiden Soeharto, bukan Bj Habibie, Bukan Gusdur, Bukan Megawati, Bukan Sby dan bukan Joko Widodo Tetapi yang membangun Jalan Tol trans Jawa adalah sbb :
1. William Soerdjadjaja.
2. Tjia kian Tie
3. Liem peng Hong
Jalan Tol trans Jawa, mulai dibangun sejak era Presiden Soeharto. pada tahun 1973, dan akhirnya dioperasikan pada 9 Maret 1978, yang dikenal dengan nama jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) sepanjang 46 km. Sejak saat itu, pembangunan jalan tol terus berlangsung. Di era Soeharto, hingga Mei 1998, total jalan tol yang beroperasi mencapai 490 km.
Kemudian pada era Presiden Habibie selama Mei 1998 hingga Oktober 1999 ada 7,2 km jalan tol yang telah beroperasi.
Di era Presiden Abdurrahman Wahid, ada 5,5 km jalan tol yang beroperasi,
Di zaman Megawati Soekarno Putri. Tambahan jalan tol sepanjanjang 34 KM
Pembangunan jalan tol kembali meningkat signifikan pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jalan tol yang benar-benar terealisasi selama dua periode jabatan Presiden SBY, adalah sepanjang 212 km.
Dan terakhir, di era Presiden Joko Widodo sejak 2014, Jokowi berhasil membangun tol tran Jawa sepanjang 176 km hingga saat ini.
Tetapi di era presiden Joko Widodo, ada tambahan Jalan tol. Yang Diproyeksikan hingga akhir 2017 nanti bakal ada total tambahan 568 km jalan tol di era Presiden Jokowi. Jalan tol sepanjang 568 KM ini Wajib di selesaikan oleh presiden periode 2019 - 2024.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga menargetkan sepanjang tahun 2017 akan ada 392 km jalan tol yang bakal beroperasi.
Adapun 392 km jalan tol ini terbagi dalam 17 ruas yang ada di Jawa dan juga Sumatera. Dari 17 ruas ini, dua ruas di antaranya ada yang sebagian seksinya dikerjakan oleh pemerintah, yakni Solo-Mantingan-Ngawi seksi I sepanjang 20,9 km dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi I sepanjang 10,75 km. Dan 1 ruas full porsi pemerintah, yakni jalan tol akses ke Tanjung Priok sepanjang 8 km (sudah beroperasi).
Sedangkan sisa ruas lainnya yang bakal beroperasi tahun ini adalah porsi yang dikerjakan oleh swasta, seperti di Jawa di antaranya :
-Semarang-Solo seksi III 17,6 km,
-Kertosono-Mojokerto seksi II dan IV 20,8 km,
-Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi I 8,28 km,
-Cinere-Jagorawi seksi II 5,5 km,
-Soreang-Pasir Koja 8,15 km,
-Gempol-Pasuruan seksi I 13,9 km,
-Surabaya Mojokerto I, IB, III 15,47 km,
-Ciawi-Sukabumi 7,3 km,
-Pejagan-Pemalang seksi III dan IV 37,3 km, Solo-Mantingan-Ngawi seksi I, II, dan III 69,35 km,
-Depok-Antasari seksi I 6,8 km dan
-Ngawi-Kertosono seksi I, II, dan III 49,51 km.
Sedangkan ruas jalan bebas hambatan di Sumatera adalah Medan-Binjai 10,46 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 50,95 km, Palembang-Indralaya seksi I dan III 17,03 km, dan Bakauheni-Terbanggi Besar seksi I dan II 13,93 km.
Berikut daftar tol yang beroperasi di Indonesia:
1. Jagorawi, panjang 59 km, beroperasi Maret 1978
2. Semarang seksi A-C, panjang 24,75 km, beroperasi Juli 1983
3. Jakarta-Tangerang, panjang 33 km, beroperasi November 1984
4. Prof Dr. Ir. Sedyatmo, panjang 14,3 km, beroperasi April 1985
5. Surabaya-Gempol, panjang 49 km, beroperasi Juli 1986
6. Cawang-Tomang-Grogol-Pluit, panjang 23,55 km, beroperasi April 1987
7. Jakarta-Cikampek, panjang 83 km, beroperasi September 1988
8. Belawan-Medan-Tj. Morawa, panjang 43 km, beroperasi 1989
9. Cawang-Tj. Priok-Ancol Timur-Pluit, panjang 27,05 km, beroperasi November 1989
10. Serpong-Pondok Aren, panjang 7,2 km, beroperasi Februari 1990
11. Padalarang-Cileunyi, panjang 66,4 km, beroperasi Maret 1991
12. Tangerang-Merak, panjang 73 km, beroperasi Juli 1992
13. Surabaya-Gresik, panjang 20,7 km, beroperasi Maret 1993
14. JORR seksi S, panjang 14,25 km, beroperasi September 1995
15. Palimanan-Plumbon-Kanci, panjang 26,3 km, beroperasi Januari 1998
16. Ujung Pandang seksi I dan II, panjang 6,05 km, beroperasi 1998
17. Pondok Aren-Ulujami, panjang 5,55 km, beroperasi Februari 1999
18. Cikampek-Purwakarta-Padalarang, panjang 58,5 km, beroperasi April 2005
19. JORR W2S-E1-E2-E3, panjang 31,12 km, beroperasi Agustus 2007
20. SS Waru-Bandara Juanda, panjanh 12,8 km, beroperasi April 2008
21. Makassar seksi IV, panjang 11,6 km, beroperasi September 2008
22. Jembatan-Surabaya-Madura, panjang 5,4 km, beroperasi Juni 2009
23. Kanci-Pejagan, panjang 35 km, beroperasi Januari 2010
24. JORR W1, panjang 9,85 km, beroperasi Februari 2010
25. Surabaya-Mojokerto seksi 1A, panjang 1,89 km, beroperasi Agustus 2011
26. Semarang-Solo seksi I, panjang 11 km, beroperasi November 2011
27. Bogor ring road seksi 1A, panjang 3,85 km, beroperasi November 2011
28. Cinere-Jagorawi, panjang 3,5 km, beroperasi Februari 2012
29. Bali Mandara, panjang 10 km, beroperasi September 2013
30. Semarang-Solo seksi II, panjang 11,95 km, beroperasi April 2014
31. Bogor ring road seksi IIA, panjang 1,95 km, beroperasi Mei 2014
32. JORR W2 Utara, panjang 7,87 km, beroperasi Juli 2014
33. Kertosono-Mojokerto seksi I, panjang 14,41 km, beroperasi Oktober 2014
34. Porong-Gempol seksi Kejapanan-Gempol, panjang 4 km, beroperasi Mei 2015
35. Gempol-Pandaan, panjang 12,05 km, beroperasi Juni 2015
36. Cikampek-Palimanan, panjang 116,75 km, beroperasi Mei 2015
37. Surabaya-Mojokerto seksi IV, panjang 16,25 km, beroperasi Maret 2016
38. Pejagan-Pemalang seksi I dan II, panjang 20,2 km, beroperasi Juni 2016
39. Tol akses Tanjung Priok, panjang 11,4 km, beroperasi Mei 2017.
Baiklah, Nisa Ceritakan kronologisnya agar seluruh rakyat indonesia pada sadar bahwa mereka Cuma korban pencitraan bohong bohongan Presiden Republik indonesia :
Wiliam Sordjadjaja, Tji kian, Liem Peng Hong beserta Grup Astra memperkerjakan 221.719 orang karyawannya untuk menyelesaikan pembangunan Tol trans Jawa ini. Dan berhasil.
Soeharto, Bj Habibie, Gusdur, Megawati, Sby dan Joko Widodo hanya di suruh untuk meresmikan Jalan Tol trans Jawa dengan upah tanda tangannya Sebesar Rp. 2 Milyar. Seseran pribadi.
PT Astra Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Astra Tol Nusantara menguasai 34,71% ruas tol Trans Jawa yang sepanjang 870 km.
Secara akumulasi, Astra Tol Nusantara memiliki kepemilikan atas 353 km ruas tol, termasuk sebagian besar tol Trans Jawa. PT Astra Tol Nusantara berada di bawah grup Astra Infra bersama dengan PT Astra Nusa Perdana yang bergerak di bidang infrastruktur logistik. Presiden Direktur Astra Infra Djap Tet Fa menuturkan dari 353 km tol milik Astra, sepanjang 270 km telah beroperasi.Hingga tahun 2019, perseroan menargetkan kepemilikan atas 500 km ruas tol. Tet Fa mengaku timnya menganalisa beberapa ruas tol untuk menambah kepemilikan perseroan. Kajian dilakukan baik dari sisi peluang maupun keuntungan investasi. Sayangnya, ia belum memaparkan nama ruas-ruas tol yang tengah dikaji. Namun demikian, ia memastikan ruas tol tersebut masih berada di Pulau Jawa. Sisa target sepanjang 147 km masih.di perhatikan dari aset yag strategis. .
Secara rinci PT Astra Tol Nusantara memiliki saham di enam ruas jalan tol. Pertama Tol Tangerang-Merak sepanjang 72,4 km melalui PT Marga Mandalasakti. PT Astra Tol Nusantara menjadi pemilik saham mayoritas dengan menguasai 79,3 % saham. PT Astra Tol Nusantara tercatat sebagai pemilik Tol Tangerang-Merak bersama 7 pemilik saham lainnya. Selanjutnya, PT Astra Tol Nusantara memegang 45 % saham Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8 km melalui PT Lintas Marga Sedayu (LMS). Sementara itu, Plus Expressways memiliki 55 % saham tol yang menghubungkan Jakarta-Jawa Barat-Jawa Tengah ini.
PT Astra Tol Nusantara juga mempunyai saham Tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 km melalui PT Trans Marga Jateng bersama dengan PT Jasa Marga (Persero) dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah.
PT Astra Tol Nusantara menguasai 40%,
PT Jasa Marga (Persero) 58,9 %,
PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sebesar 1,1 %.
Tol Semarang-Solo ini terbagi menjadi lima seksi, dimana seksi 4 dan 5 belum beroperasi.
Tet Fa melanjutkan PT Astra Tol Nusantara merupakan pemilik 100 persen saham Tol Jombang-Mojokerto melalui PT PT Marga Harjaya Infrastruktur. Tol yang terbagi dalam empat seksi ini memiliki panjang 40,5 km.
Selain itu, PT Astra Tol Nusantra juga memegang 40% saham Tol Kunciran-Serpong melalui PT Marga Trans Nusantara. Sementara itu, PT Jasa Marga (Persero) menjadi pemilik mayoritas atas 60 % saham ruas tol sepanjang 11,2 km ini.Tet Fa mengatakan tol yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road 2 tersebut tengah dalam proses konstruksi.
Pembebasan lahan Tol Kunciran-Serpong mencapai 99 % di Oktober 2018. Targetnya tahun 2019 semester dua paling lambat sudah bisa beroperasi,
Terakhir, PT Astra Tol Nusantara tercatat sebagai pemilik 25 % saham Tol Serpong- Balaraja sepanjang 39,8 km melalui PT Trans Bumi Serbaraja. Sementara itu, Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjadikan pemegang saham mayoritas sebesar 50 % dan Kompas Gramedia Group sebesar 25 %.
Saat ini, lanjutnya, Tol Serpong-Balaraja baru memasuki tahap pembebasan lahan. Ia menyebut luas lahan yang sedang dalam proses pembebasan sekitar 5,5 km atau 83 persen dari seksi 1A.
"Seksi 1 targetnya kalau bisa tahun 2020 (mulai konstruksi), tapi sangat tergantung dari kecepatan pembebasan lahan," kata Tet Fa.
PT Astra International Tbk.Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Per 30 Juni 2018, mayoritas saham Astra dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Ltd. sebesar 50,11%.
Catatan :
Apabila Presiden Ri dan kabinenya beserta seluruh rakyat indonesia ingin meng-komplin diri saya (Annisa Madaniyah) silahkan Hubungi dibawah ini :
Tjia Kian Tie, William Soerjadjaja, Liem Peng Hong, Kantor pusat Jakarta, Indonesia.
Tokoh kunci : Prijono Sugiarto Jabatan sebagai Presiden Direktur.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Berikut dibawah ini, Nisa lampirkan 9 pemilik yang lainnya jalan tol trans Jawa.
1. Cikampek-Palimanan :
PT Lintas Marga Sedaya (konsorsium patungan Indonesia-Malaysia, antara PT Utama Sedaya dan Plus Expressway).
- Panjang: 116 kilometer
- Biaya investasi: Rp.12,6 triliun
- Biaya tanah: Rp.525 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 27.501
- Waktu pelaksanaan: 2011-2014
- Mulai beroperasi: 2014.
2. Pejagan-Pemalang :
PT Pejagan Pemalang Toll Road (merupakan salah satu anak usaha dari PT Bakrie Toll Road).
- Panjang: 58 kilometer
- Biaya investasi: Rp.5,52 triliun
- Biaya tanah: Rp.371 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 15.773
- Waktu pelaksanaan: 2011-2014
- Mulai beroperasi: 2014
3. Pemalang-Batang :
PT Pemalang Batang Toll Road (konsorsium PT Sumber Mitra Jaya,
PT Langkah Hutama Perkasa, dan Countryside Investment Corporation).
- Panjang: 39 kilometer
- Biaya investasi: Rp.3,82 triliun
- Biaya tanah: Rp.244 miliar
- Volume lalu Lintas (kendaraan/hari): 15.566
- Waktu pelaksanaan: 2011-2014
- Mulai beroperasi: 2014
4. Batang-Semarang :
PT Marga Setia Puritama (konsorsium PT Intsia Persada Permai, PT Bayuen Permatasari, dan PT Karya Trampil Mandiri).
- Panjang: 75 kilometer
- Biaya investasi : Rp.7,21 triliun
- Biaya tanah: Rp.836 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 14.827
- Waktu pelaksanaan: 2011-2014
- Mulai beroperasi: 2014
5. Semarang-Solo :
PT Trans Marga Jateng (konsorsium PT Jasa Marga Tbk dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dengan komposisi saham 60:40)
- Panjang: 73 kilometer
- Biaya investasi: Rp.6,21 triliun
- Biaya tanah: Rp.1,69 triliun
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 27.190
- Waktu pelaksanaan: 2010-2014
- Mulai beroperasi: 2014
6. Solo-Ngawi :
PT Solo Ngawi Jaya (anak usaha PT Thies Contractors Indonesia, dari Australia).
- Panjang: 90 kilometer
- Biaya investasi: Rp.5,14 triliun
- Biaya tanah: Rp.995 triliun
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 9.842
- Waktu pelaksanaan: 2009-2014
- Mulai beroperasi: 2014
7. Ngawi-Kertosono :
PT Ngawi Kertosono Jaya (anak usaha PT Thies Contractors Indonesia, dari Australia).
- Panjang: 87 kilometer
- Biaya investasi: Rp.3,83 triliun
- Biaya tanah: Rp.864 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 5.325
- Waktu pelaksanaan: 2011-2014
- Mulai Beroperasi : 2014
8. Kertosono-Mojokerto :
PT Marga Hanurata Intrinsic (sebagian besar sahamnya dimiliki anak usaha PT Astra International Tbk, PT Astratel Nusantara, setelah menandatangani dokumen pengalihan atas 95 persen saham di MHI dari PT Natpac Graha Arthamas).
- Panjang: 41 kilometer
- Biaya investasi: Rp.3,48 triliun
- Biaya tanah: Rp.298 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 18.570
- Waktu pelaksanaan: 2009-2014
- Mulai beroperasi: 2014
9. Mojokerto-Surabaya :
PT Marga Nujyasmo Agung (konsorsium PT Jasa Marga Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan pengusaha Moeladi).
- Panjang: 36 kilometer
- Biaya investasi: Rp.3,12 triliun
- Biaya tanah: Rp.913 miliar
- Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 22.002
- Waktu pelaksanaan: 2008-2014
- Mulai beroperasi: 2014.
Penutup :
Saya Annisa Madaniyah, menghimbau kepada seluruh rakyat indonesia Untuk tidak menjadi manusia yang bodoh, di era Milenial Jika anda bodoh maka anda akan menjadi makanan yang empuk bagi pemimpin dan wakil rakyat yang Munafik, keji dan Dzolim. Untuk itu belajarlah dari pengalaman yang sudah sudah.
Saya sebagai Rakyat Jelata tidak menginginkan
Kasus penipuan dan pembodohan ini terus berlanjut, belajarlah yang sungguh sungguh. Jangan sampai anda anda dibodohi lagi oleh Presiden berikutnya sebab ke 6 Presiden Ri selama ini sudah membodohi anda dan tolong dijadikan pembelajaran atas Sipat munafik yang mereka miliki.
Mengenai Presiden Joko Widodo sudah membangun Jalan Raya di Surabaya Sepanjang 191.000 KM, itu adalah perkataan Dusta yang kesekian ratus kalinya, yang keluar langsung dari mulut Jokowi yang busuk itu. Wassalam.
Pertanda
Annisa Madaniyah
0 komentar:
Posting Komentar