Copas Meluas :
Dialog Santri NU dengan KH. M. Haedardjati Lidinillah, Lc., MA.
(Ulama NU, Dosen Luar Biasa Usul Fiqh/Metodologi Hukum, Pengasuh Pesantren & Pengurus NU)
IJTIHAD KYAI UNTUK BANGSA DI PILPRES 2019
T. Dalam Pilpres 2019, suhu perpolitikan nasional mulai memanas, dua kubu saling beradu strategi, bagaimana Pak Kyai melihat dan mengamati situasi menjaleng plipres 2019?
J. Ada yang menciptakan biar panas, ada yang bermain supaya petahana menang dengan segala upaya.
T. Kok ngaten (begitu) Kyai?, bisa saja dihembuskan kedua kubu?
J. Ya bisa dari masing - masing kubu, tapi ingat yang menguasai permainan siapa?, yang mengusai media siapa?, pendukung penguasa mampu melakukan apa saja, mampu meredam juga mampu menyulut. Kamu jangan lugu dengan politik nak. Kalau kubu Prabowo kurang banyak amunisi, bahkan korban bisa dituduh pelaku, tapi bukan berarti akan kalah, rakyat Indonesia yang menentukan diri mereka sendiri.
T. Ngapunten Pak Kyai, pilih siapa?
J. Dihadapan kita ada 2 pasangan, yang ditentukan oleh mereka, bukan kamu nak ..., mereka memaksa kita untuk memilih. Saya akan memilih yang menguntungkan bangsa kita secara umum, terutama umat Islam dan pribumi bangsa ini.
T. Sebelum sebelum sebut nama, siapa yang Pak Kyai pilih, kenapa ada Jokowo - K Maruf Amin & Prabowo - Sandi?
J. Jokowi adalah satu-satunya jagonya PDI-P, wakilnya Mbah Maruf Amin adalah usulan utama PKB dan disepakati oleh koalisinya. Masuknya K. Maruf Amin sangat kontroversi, mengingat beliau sudah sepuh & Rais Am PBNU. Sebenarnya tidak boleh mencalonkan dan dicalonkan, itu pelanggaran aturan NU, mestinya mundur dulu baru mencalonkan diri.
T. Kenapa harus Maruf Amin, bukan Mahfud MD, Cak Imin, Romy atau Golkar?
J. Karena Kyai Maruf memiliki potensi kekuatan yang signifikan Dan tidak memiliki resiko bagi semua partai koalisi petahana, coba kalau pasangan dg Mahfud MD, dia akan jadi Singa di 2024, PDI P selain Jokowi belum ada kader yang sebanding dengan Jokowi, PKB, Golkar dll tentunya juga sama, mereka tidak mau kalah saing dengan Mahfud, kalau Cak Imin, Romi Wajib bersama PDIP karena kartu AS_nya ada di PDI P. Nggak berani kelain hati. Kemudian Maruf Amin diajukan, sangat rasional dia diterima Jokowi dan PDI P, karena dia tidak punya potensi kekuatan di 2024 karena sudah sepuh.
T. Oh gitu Kyai, Kok kenapa tidak Cak Imin atau Gus Rommy saja yang diajukan, kan lebih muda?
J. Mereka ngga bisa apa apa, keduanya punya kasus yang masih menggantung yang bisa jadi titik lemah mereka, bisa jadi mereka tersandera oleh kasus korupsi, bisa tidak laku, juga Golkar tidak mau dong ... sebagai partai pemenang ke 2, mestinya wakilnya dari golkar, maka Kyai Maruf adalah jalan keluar.
T. Masuknya Kyai Maruf Amin punya signifikansi apa Pak Kyai?
J. Ya suara, suara dari Kubu Islam khususnya Kaum Nahdliyyin, itu saja. Tapi menurut saya justru mayoritas NU yang cerdas malah bisa terbalik (tidak mendukung Kyai Maruf), Seperti Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro, MA. Al Hafidz (Pakar Usul fiqh UIN Sunan Ampel Surabaya & Pengurus NU Jawa Timur), beliau guru saya, beliau bilang: saya kasihan Kyai Maruf Amin, sudah sepuh, takut membabani beliau, karena itu saya tidak memilih beliau dan banyak alasan yang serupa dari ulama-ulama NU lainya.
T. Selain hanya untuk mendulang suara Jokowi, apa ada yang lain, misal Konsep Islam Nusantara?
J. Untuk apa Islam Nusantara?, kita sudah di Nusantara, saya NU, saya ngaji dan baca kitab Ahlus Sunnah, sama saja!, yang dibutuhkan Indonesia adalah bagaimana membangun bangsa ini dengan pondasi yang kuat, keadilan ekonomi (ekonomi yang merata), jangan sampai 4 orang Indonesia (etnis cina) sama dengan 100 juta orang Pribumi asli (لا اله الا الله), pendidikan yang bagus (semua anak bangsa bisa kuliah), penegakan hukum, bisa buat mobil, buat HP Televisi dan lain-lain, pokoknya kemandirian itu sebenarnya yang harus dikejar oleh rakyat, apa bedanya dengan Zaman Penjajahan Belanda Saat Ini?!!!, sama saja saya kira, orang Nusantara selalu mau jadi kacung? Apa memang kita keturunan kacung dan akan melahirkan kacung-kacung?.
T. _Pihak Paslon 01 lewat delegasi PKB, yang gencar jual Wahabi, HTI dan Radikalisme agar NU tidak memilih No. 02 bagaimana Pak Kyai?
J. Kalau memang ada, kita sebagai ulama wajib menyampaikan yang benar terkait ajaran agama yang baik, lawan Wahabi, HTI dan Radikalisme dengan otak, bukan lewat politik begini, yang belun jelas, kita ada NU dan Muhammadiyah yang punya ulama2 pintar dan dapat dipercaya, NU lagi manfaatkan oleh oknum oknum partai, masa ada ketum ansor seorang DPR RI PKB (Yaqut), itu bukannya penghianatan?, kalau dia NU yang benar, taati aturan main berorganisasi donk ... orang seperti ini sudah tidak ada gunanya, melanggar kesepakatan bersama.
T. Tadi pak kyai bilang keadilan ekonomi, yang banyak dikuasai etnis Cina, kelihatannya pak kyai kok mengandung Sara?
J. Bukan sara, bukan unsur etnisnya juga, tapi sistem ekonomi kita yang hanya dikuasai mereka. Bangsa ini dalam bahaya besar, 77% kekayaan bangsa ini dipegang oleh 10 % persen dari penduduk negeri dari 77% tersebut hanya 1% persennya menguasai 50% kakayaan bangsa kita (menguasai segala sektor ekonomi), apalagi mereka keturunan imigran Tiongkok, لا اله الا الله، mereka bukan muslim pula, ketidakadilan ekonomi ini akan menjadi problem sepanjang sejarah bangsa kita, kehancuran pribumi kita dan muslim kita. Informasi ini dari pak Prabowo dibuku Paradoks Indonesia, Para Kyai & Santri Wajib Baca dan buku buku lainnya tentang sejarah dan budaya bangsa. Anda akan tahu dimana posisi bangsa ini & akan kemana??, para kyai harus tahu agar bangsa ini tercerahkan dan nenjadi negara yang berwibawa. Mas, kamu lihat saja siapa yang punya gedung - gedung megah di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, bangsa Nusantara terlalu baik atau kesalahan kebijakan dimasa lalu yang telah menjadi beban sejarah.
T. Pak Kyai, jadi siapa yang harus dipilih bangsa ini?.
J. Prabowo adalah solusi untuk saat ini, pak Jokowi tidak mampu, karena beliau tidak memiliki visi misi yang mendasar terkait nasib bangsa secara umum.
T. Tapi kenapa jajaran Nahdliyyin, pengurus dan anggotanya sepertinya ke Jokowi? Katanya gara - ada PKS yang dituduh sebagai partai bersemayamnya paham radikal dan pengusung khilafah, maka PKB lewat kadernya membidik itu untuk propaganda anti Prabowo, bagaimana pak Kyai?
J. Siapa bilang ke Jokowi semua?, para putra kyai pendiri NU diantaranya adalah KH. Hasib Wahab Hasbulloh (Pengasuh Pon Pes Bahrul Ulum Jombang & Salah Satu Ketua PBNU 2015 - 2020, baca daftar pengurus NU pasca Muktanar Jombang di buku AD/ART NU keluaran baru) bin KH. Wahhab Hasbulloh (pendiri NU dan salah satu kyai yang silaturahmi ke kyai-kyai se Indonesia dimasa pendirian NU untuk mencari kyai terbaik untuk dijadikan pengurus NU di daerah) adalah pendukung Prabowo, beliau berdiskusi sama saya, intinya beliau ingin menyelamatkan bangsa terlebih dahulu, sebagai kapal besar, sedangkan paham ideologi keagaman antara umat Islam dibicarakan internal sebagai saudara seiman dan sebangsa, tidak dipecah begini, kata beliau. Beliau juga mengatakan: "alasan kami gabung ke paslon 02, antara lain; bahwa dikubu paslon 01 _iku wes ono wakile dari NU, kami ono tugas lain utk disebelah agar ada banyak juga orang nu, kan didalam NU kembali Khittoh 1926 yg intinya 1) jam'iyah NU jgn dibuat ancik - ancik atau alat oleh kepentingan politik praktis (PKB tok). 2) Warga NU dibebaskan untuk menentukan pilihan politik dalam pilpres sesuai dengan hatinuraninya masing - masing (NU ada dimana-mana), 3). NU sebagai ormas, yg bergerak dibidang Sosial, Da'wah, Pendidikan dan kebudayaan. Jadi kami disana da'wah Aswaja NU dan Amar ma'ruf Nahimungkar yg langsung masuk didalam lingkaran pak Prabowo untuk mengawal dan saling silaturahmi. Jelasnya ada yg mewakili komunitas NU".
Dalam Acara Gerindra Kyai Hasib juga di undang oleh Pak Prabowo di acara konferensi Gerindra 1 bulan lalu di Jakarta, beliau juga menyampaikan dukungannya sebagai orang yang terlahir dari pemimpin NU, setelah beliau menanyakan langsung kepada Bapak Prabowo tiga hal, yaitu apakah betul Prabowo memilik ideologi Islam radikal?, apakah sistem negara mau diganti sistem khilafah dan terakhir apakah beliau siap memperjuangkan ekonomi rakyat yang sengsara?. Jawaban Pak Prabowo tegas, beliau adalah Penganut Islam Moderat Ahlussunnah, tidak akan menggantin dengan sistim khilafah (yang menyebarkan adalah hoax) dan siap melaksanakan tugas mengentaskan kemiskinan, inilah yang akhirnya KH. M. Hasib Wahhab Hasbulloh siap dibelakang perjuangan Bapak Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
KH. Kholil Asad Samsul Arifin (Pengurus PBNU sebagai Salah Satu Rais Syuriah PBNU 2015 - 2020 & Pengasuh Pon Pes Assyafiyyah Asembagus Situbondo Jawa Timur) bin KH. Asad Samsul Arifin (Mantan Rais Am PBNU Era Gua Dur). dan banyak lagi lainnya, mereka mendukung Prabowo tidak mengatasnamakan NU, karena NU secara jam'iyyah (organisasi) itu netral.
T. Terus Tentang PKS dan unsur Radikalisme dan sistem khilafah bagaimana?
J. PKS partainya orang Islam, ada orang NU, Muhammadiyah dan lain - lain, ketua PKS Habib Salim adalah mantan Ketua PBNU, lihat daftar pengurus PBNU 2010 - 2015. Radikalisme dan komunisme musuh Islam bersama, bukan hanya musuh PKB saja, PKS juga menganggap Islam Radikalis juga berbahaya namun karena mereka juga umat Islam mari kita ajari mereka dengan ajaran yang benar. HTI sudah bubar di Indonesia, kelompok orang Islam HTI juga saudara kita dan mereka belum pernah melakukan pelanggaran konstitusi kita dan sekarang sudah dibubarkan dan mereka juga menyadari, bisa didialogkan dengan internal sesama muslim. Bukan malah dipecah, apalagi isu ini dibawa keranah pilpres 2019, itu bersifat sementara biasanya, menang atau kalah, isu ini akan hilang dengan aendirinya. Bangsa kita harus cerdas, isu mendasar aebuah bangsa saat ini adalah soal keadilan ekonomi dan kemakmuran. Pemodal besar (para cukong) diberi keleluasaan mengolah kekayaan bangsa yang namanya Indonesia dan mayoritas mereka bukan umat mayoritas (bukan muslim) bahkan bukan pula dari darah nusantara. Malaysia sudah buat mobil sendiri Mobil Proton, kapan indonesia buat? HP yang dipakai kita bikinan luar, motor dan lain - lain bikinan luar, ada apa dengan bangsa ini?, apakah kita akan seperti ini terus sepanjang sejarah manusia yang asli Indonesia?, ini sebanarnya tema diskusi berbobot kita dalam pilpres ini, bukan HTI, Radikalisme dan Terorisme, itu penting juga, tapi lebih penting adalah Persoalan Ekonomi, Penegekan Hukum dan Pendidikan Bangsa dari mulai sistem ekonomi yang berdasarkan keadilan, bukan si cukong semakin kaya sangat menggila, menjadikan negara kaya raya, bukan segelintir saja tapi untuk semua. Pilpres 2019 isinya malah fitnah. Ini ada yang mengelola yang menguasai semua media di Indonesia, ujung - ujungnya antar pribumi pada berkelahi, persis seperti kita di zaman Hindia Belanda (mereka mengadu domba antar tokoh, daeeah dan antar kerajaan).
T. Pak Kyai di organisasi anda, hampir masif diisukan HTI, Radikalisme dan Terorisme sebagai isu utama, agar NU memilih Jokowi, bagaimana Pak Kyai menyikapi hal ini?
J. Kalau ada Banser, Fatayat atau siapapun berbicara di NU mengatasnamakan NU, kok mengajak untuk meemilih si A sebagai Presiden itu melanggar aturan main NU sendiri, pembodohan namanya, mereka telah menghianati NU, karena NU secara organisasi netral dan memiliki fatsun politik kebangsaan, ini harus dipahami, maka saya himbau agar NU jangan dijadikan makanan politik sesaat, pilihlah yang terbaik untuk Bangsa dan Negara. Biasanya itu ulah para kader partai tertentu yang ingin menarik NU menjadi alatnya, ini tidak benar mas !. Mas Yaqut itu Ketum Ansor dan Komandan Banser, kok bisa dia juga sebagai anggota DPR RI PKB, kan melanggar AD/ART sebagai pedoman suci warga NU, kalau sebuah kesepakatan bersama tidak dihornati, apakah ini bukan sebagai penghianatan organisasi?, mestinya KH. Miftahul Akhyar (Rais Amm Baru) langsung menindak sebagai pengabdian diri kepada Alloh dan penjagaan atas nama NU. Beliau bertanggungjawab meluruskan NU atau beliau akan ditanya oleh Mbah Hasyim Asy'ari dihadapan Alloh SWT, maka siapapun yang menjadi pengurus NU janganlah main - main, ini organisasi ulama, bukan organisasi politikus.
T. Apakah Kyai Ma'ruf melanggar aturan NU?
J. Sebagai warga negara tidak, itu hak beliau dalam demokrasi, tapi aturan main NU, Rais Amm PBNU dan Ketum PBNU tidak boleh dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai Presiden atau Wakil Presiden, menurut saya yang benar mundur dahulu agar beliau tidak menyalahi organisasi. Saya pribadi sangat hormat, beliau sepuh dan semestinya beliau tidak ditarik tarik ke dunia politik, mestinya yang muda saja demi bangsa Indonesia juga, kalau kualitas di ilmu keulamaan beliau sangat alim, tapi untuk ilmu manajemen kenegaraan beliau belum teruji, hanya di NU dan MUI. Ya Alloh Jagalah Marwah dan Harga dirinya.
T. Maaf Kyai, bisa tanya lagi?
J. Silahkan mas.
T. Dalam debat Caprea Cawapres malam jumat kemaren tgl 17 Januari 2019, bagaimana pendapat pak Kyai?
J. Sebenarnya debat itu juga bukan unsur paling utama dalam pilpres ini, tapi penting biar rakyat tahu apa yang disampaikan apakah sesuai dengan kebijakan - kebijakan selama ini bagi petahana_ dan bagi rival (Prabowo Sandi) apakah visi misi mereka dan apakah akan sesuai nanti dengan yang disampaikan apa tidak? bagi saya yang penting realisasinya. Dalam debat Pak Jokowi terlihat serius dan tampak memegang catatan - catatan, itu menunjukan pak Jokowi blm memiliki visi misi utuh yang belum bisa membuat publik yakin. Dalam debat seorang Kepala Negara masih terlihat jelas memojokan hal - hal yang bersifat personal dan rakyat yang cerdas dan waras bisa menilainya. Maka saya tidak mau bicara banyak tentang hal ini.
T. Kenapa Pak Kyai Pilih Prabowo, bisakah disimpulkan lengkap dan singkat?
J. Pertama; Saya membaca pikiran terutama visi misi yang beliau tulis di Paradoks Indonesia, itu buku mendasar dan mewakili suara sebagai bangsa pribumi dengan darah nusantara, saya Muslim yang NU dan saya patriotik (nasionalis), saya mencintai siapa saja yang berasal dari negeri ini, apapun agama mereka, ideologi mereka (kalau salah kita saling mengingatkan dan memaafkan, sebagaimana PKI dan lain-lain, tapi koruptor tidak ada cinta dihati saya, mereka harus dihabisi). Buku yang Prabowo tulis, dengan nafas dan gerakannya, kelihatannya senada, itu nurani dan basirah yang beekata.
Kedua: Kondisi bangsa ini ebenarnya rapuh secara ekonomi, sebagai orang awam ekonomi, hanya melihat semua produk dan hajat hidup orang banyak dari bangsa ini dikuasai sekelompok kecil dari mereka, kenapa? Itukan sistem yang membikin mereka super kaya, coba kalau BUMN kita difungsikan dengan benar maka yang kaya negara, bukan individu, yang dikehendaki UUD 1945. Kita bisa buat mobil, hp dan produk-produk berteknologi, kenapa tidak kita jalankan, ada apa? Kami malu, dan bangsa ini harus kuat, bagaimana kita bisa ikut melaksanakan visi UUD 1945 (ikut menertibkan perdamaian dunia), sedangkan kita hanya memproduksi mendoan tembe dan lain lain. Maka Prabowo itu harapan, karena pak Jokowi justru mesra dengan pemodal besar.
Ketiga: Saya mengikuti Kyai Saya, yang mengajari saya nahwu shorof, alfiyah sejak kecil, beliau paham kondisi negara walau beliau hidup di pesantren, tapi basirahnya (hatinya hidup) sehingga mampu berpikir jauh ke depan, Habib Luthfi, KH. Najih Maemun Zubair dan KH. Maemun Zubair juga dan lain sebagainya. Sebagai seorang ustadz saya harus mengumandangkan ini. Itu sebagian alasan saya mengapa saya pilih Pak Prabowo. Kalau pak Jokowi saya sudah melihat dan merasakan kebijakannya, dan rakyat tahu sendiri. Kalau mereka tidak paham atau malah tergoreng orang-orang politik maka mereka akan bertanggung jawab dihadapan anak cucu mereka, umat Islam Allah dan Utusannya. Sabda Nabi:
Siapa yang memilih seaeorang karena hanya fanatik kesukuan dan golongan sedangkan didalamnya ada yang lebih baik, maka ia telah berkhianat kepada Alloh SWT, Rasul_Nya dan semua Orang Beriman HR. Hakim Dalam Kitab Mustadroknya.
Alasan saya pilih beliau lagi diantaranya ia, indepensen tidak dipengaruhi oleh yang mengelilinginya, dalam Siyasah Syar'iyyahnya (politik syariah), disebut Hurr, merdeka tidak dibawah kendali tuan_nya, kalau Jokowi Bukan Ketua Partai, dia harus tunduk oleh kepentingan partai dan sekelilingnya, Visi Misinya tidak bisa direalisasikan kalau beliau punya visi misi yang bertabrakan dengan kepentingan tuan_nya.
T. Kondisi bangsa sekarang, contoh di depan mata, antar bangsa saling caci yang tidak santun dan kasar siapa yang bertanggungjawab kyai?
J. Pemimpin tertinggi bangsa ini, bahaya kalau dia lagi, terkesan kita dibiarkan .. لا اله الا الله محمد رسول الله، bangsa harus dan wajib mencari alternatif, bukan malah mempertahankannya.
T. Apa Pesan anda untuk Penegak Hukum, KPU & Pejabat pejabat negara
J. Yang Amanah, kalau tidak Bangsa siap melakukan apa saja, dan dihati para kekasih Alloh, kalian yang menghianati akan mendapat siksa di dunia dan akhirat secara cepat, tapi mudah - mudahan tidak ada yang berani melawan Alloh. Bila berani bukan hanya kalian yang terkena azab tapi sampai kepada sekitar kalian, semoga mereka amanah. Insya Alloh. Amin.
T. Pertanyaan terakhir hari ini Pak Kyai, apa pesan Pak Kyai untuk bangsa ini
J. Masyarakat muslim yang belum sampai memahami hal ini, pilih Pak Prabowo Sandi, ikuti fatwa fatwa ulama dan habaib besar, sebagaimana Habib Luthfi, bahwa Indonesia membutuhkan Pak Prabowo, KH. Maemun Zubair dan Keaaksian Gus Dur bahwa pak Prabowo adalah orang yang paling ikhlas. Fatwa - fatwa tersebut masih tetap berlaku, karena belum ada fatwa susulan yang menganulirnya atau membatalkannya. Bagi yang terpelajar (Profesor, Dosen, para tokoh yang jernih otak dan nuraninya serta mahasiswa),; "Berpikirlah dan Perjuangkanlah Bangsa ini, anda semua harus bergerak, selamatkanlah Bangsa ini, dengan semboyan Hidup atau Generasi Kita akan Binasa". Khusus Mahasiswa; jangan kalian duduk manis dan baca saja, saatnya kalian berjuang, menangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara atau kalian akan rugi. Untuk semua bangsa, jagalah Pilpres 2019 dengan aman tertib. Petugas KPU dari semua lapisan jangan sekali kali kalian berbuat yang tidak amanah, pasti kalian akan di hukum oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan hanya kalian tapi keturunan kalian. Kesimpulan saya menurut pendapat saya Pak Prabowo wajib dimenangkan.
Demikianlah Dialog dengan KH. M. Haedarjati Lidinillah, Lc,. MA. Semoga bisa menambah wawasan walau ada yang berbeda pandangan.