Dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi rontok. Adalah Profesor Ekonomi
New York University Nouriel Roubini yang meramalkan luruhnya nilai
dolar AS.
Profesor Roubini terkenal jago meramal ekonomi. Tiga tahun lalu, dia
meramal krisis keuangan melanda dunia. Dan terbukti, sudah setahun ini,
dunia terbekap krisis akut.
“Jika kita percaya menekan inflasi adalah jalan Pemerintah AS untuk
menyelesaikan krisis, kita akan melihat ambruknya nilai dolar AS,” kata
Roubini kepada Bloomberg.
Pangkal persoalannya adalah defisit anggaran dan utang. Bukan
mustahil dolar AS akan ambruk semakin dalam jika Pemerintah AS tidak
bertindak lebih serius mengontrol kedua masalah ini.
Nah, Roubini bilang, kejatuhan dolar tak terjadi dalam waktu dekat.
Nilai dolar AS tak berubah banyak terhadap yen dan euro. Tapi, ada
penyesuaian drastis antara dolar AS dengan mata uang negara berkembang
dan pengekspor komoditas. Misalnya dengan yuan China dan mata uang
negara berkembang Asia.
Ekonom Adrian Panggabean dikutio KONTAN mengatakan, “Ada peluang
besar dolar AS akan jatuh”. Sebab, kini ada triliunan dolar AS di neraca
Federal Reserve, sementara defisit AS US$ 2 triliun. Posisi ini
berpeluang menaikkan suplai dolar AS di pasar.
Banjir dolar AS ini akan menyebabkan inflasi. Suku bunga pun tetap
rendah guna meredam inflasi, sehingga imbal hasil obligasi dolar AS
tetap rendah. Ujungnya, orang tak meminati dolar AS.
Investor akan berpaling ke komoditas. Tak heran, emas kemarin
menembus US$ 1.000 per troy ounce. Adrian bilang, perburuan komoditas
juga akan membuat bursa saham menggelembung (bubble).
Sumber: http://Hidayatullah.com
0 komentar:
Posting Komentar