ALIF
TERKINI
- 3.000 Pelajar Kota Bogor Belajar Menulis Alquran
- Amra Babic, Wali Kota Muslimah Berjilbab Pertama di Eropa
- Rusia Segera Buka Program Studi Islam
- Muslim Bradford Bantu Selamatkan Sinagoga Tua
- Tempat Ibadah di Mall Dinilai Memprihatinkan
TERPOPULER
- Utang di Mata Rasulullah SAW
- Akhirat 2 Menit 6 Detik
- Mualaf Inggris Muncul dalam Tv Dokumenter
- Alhamdulillah, Azan Boleh Berkumandang di Swedia
- Tipu Daya Dunia
TERKOMENTARI
- Beijing Buat Daftar Hitam Pemilik Janggut
- Akhirat 2 Menit 6 Detik
- 88 PPIU Penerima Visa Umroh dari Kemenag
- Kopi, Warisan Islam pada Dunia
- Tipu Daya Dunia
Amra Babic, Wali Kota Muslimah Berjilbab Pertama di Eropa
www.habertakip.com
REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Terpilihnya Amra Babic menjadi Wali Kota perempuan Muslim pertama di Bosnia menjadi titik balik dari kembalinya identitas Islam di negaranya.
Ini sekaligus menjadi jawaban Bosnia terhadap larangan jilbab yang diberlakukan negara-negara Eropa, semisal Prancis.
Tidak mudah bagi Muslim Bosnia untuk menegaskan jati dirinya. Pada masa pemerintahan Turki Ustmani, Islam menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi warga Bosnia. Ketika kekuasaan Kesultanan Usmani berakhir umat Islam dipaksa menjadi ateis.
Ini kemudian menjadi ancaman terhadap perempuan Muslim Bosnia, termasuk Babic, dalam upaya menegaskan identitasnya.
Berakhirnya kekuasaan komunis dalam perang saudara berkepanjangan, ada satu harapan untuk kembali memperlihatkan identitas warga Bosnia sebagai bagian dari umat Islam dunia. Karena itulah, terpilihnya Babic menjadi kepala pemerintahan sebuah kota kecil menjadi awal yang baik.
Tidak mudah baginya untuk mengemban amanah itu. Kekerasan dan hal lain menjadi tantangan ke depan. Akantetapi Muslim Bosnia percaya, Babic yang merupakan ekonom handa mampu membuat perubahan besar melalui insting tajam berpolitiknya.
Itu terbukti, dalam waktu singkat, Babic mampu mendapatkan reputasi sebagai adminstrator yang tangguh. Ia bahkan diharapkan mampu membawa Bosnia mengejar ketertinggalannya.
"Aku warga Eropa, aku seorang Muslim. Ini identitas saya," kata dia seperti dikutip The Washington Post, Ahad (10/3).
Babic mengatakan apa yang lihat masyarakat dari luar mungkin hanyalah jilbab. Tapi masyarakat tidak tahu kekuatan apa yang ada didalamnya. Sebuah kekuatan untuk tidak melakukan hal buruk.
"Dalam menjalani hidup. Aku selalu bicara dalam bahasa kejujuran bukan bahasa kebencian," kata dia.
Ini sekaligus menjadi jawaban Bosnia terhadap larangan jilbab yang diberlakukan negara-negara Eropa, semisal Prancis.
Tidak mudah bagi Muslim Bosnia untuk menegaskan jati dirinya. Pada masa pemerintahan Turki Ustmani, Islam menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi warga Bosnia. Ketika kekuasaan Kesultanan Usmani berakhir umat Islam dipaksa menjadi ateis.
Ini kemudian menjadi ancaman terhadap perempuan Muslim Bosnia, termasuk Babic, dalam upaya menegaskan identitasnya.
Berakhirnya kekuasaan komunis dalam perang saudara berkepanjangan, ada satu harapan untuk kembali memperlihatkan identitas warga Bosnia sebagai bagian dari umat Islam dunia. Karena itulah, terpilihnya Babic menjadi kepala pemerintahan sebuah kota kecil menjadi awal yang baik.
Tidak mudah baginya untuk mengemban amanah itu. Kekerasan dan hal lain menjadi tantangan ke depan. Akantetapi Muslim Bosnia percaya, Babic yang merupakan ekonom handa mampu membuat perubahan besar melalui insting tajam berpolitiknya.
Itu terbukti, dalam waktu singkat, Babic mampu mendapatkan reputasi sebagai adminstrator yang tangguh. Ia bahkan diharapkan mampu membawa Bosnia mengejar ketertinggalannya.
"Aku warga Eropa, aku seorang Muslim. Ini identitas saya," kata dia seperti dikutip The Washington Post, Ahad (10/3).
Babic mengatakan apa yang lihat masyarakat dari luar mungkin hanyalah jilbab. Tapi masyarakat tidak tahu kekuatan apa yang ada didalamnya. Sebuah kekuatan untuk tidak melakukan hal buruk.
"Dalam menjalani hidup. Aku selalu bicara dalam bahasa kejujuran bukan bahasa kebencian," kata dia.
Reporter : Agung Sasongko |
Redaktur : Heri Ruslan |
0 komentar:
Posting Komentar