"Cuma pengalaman saya di partai politik itu lebih banyak dosa daripada pahalanya kira-kira seperti itu," kata Soetrisno Bachir usai memberikan pengarahan kepada kader PII Jawa Barat di Bandung, Sabtu (14/1/2012).
Dia menambahkan, setelah dirinya keluar dari partai politik, dia merasa seperti keluar dari kegelapan dan mendapatkan sebuah pencerahan. "Saya keluar dari partai itu seperti diselamatkan dari kegelapan menuju ke cahaya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pengalaman yang dilaluinya tersebut menjadi salah satu alasan bagi dirinya untuk memutuskan untuk kembali menggeluti dunia bisnis.
Soetrisno mengatakan, meskipun dirinya memiliki pengalaman pahit selama bergabung dalam partai politik namun dirinya tidak pernah melarang bagi kader dan alumni PII untuk berpolitik.
"Silahkan saja berpartai. Saya punya pengalaman pahit, pengalaman itu jadi modal kita melangkah. Banyak yang masih ada di PII yang berasal dari partai," kata Soetrisno.
Dia mengatakan, PII juga memiliki sikap politis terhadap keadaan bangsa yakni politik kebangsaan seperti sikap PII yang menolak impor beras, kedelai, dan garam.
Pada kesempatan tersebut, Soetrisno Bachir meminta agar seluruh alumni PII memiliki kewajiban untuk berjihad baru yakni menjadi lokomotif perubahan peradaban dunia Islam.
"Lahirnya bangsa ini para pendirinya adalah tokoh-tokoh Islam, perhimpunan alumni PII yang sudah terlatih oleh latihan kader, punya kewajiban yakni jihad baru untuk jadi lokomotif perubahan peradaban baru yang islami," katanya.
Dia menambahkan, setelah dirinya keluar dari partai politik, dia merasa seperti keluar dari kegelapan dan mendapatkan sebuah pencerahan. "Saya keluar dari partai itu seperti diselamatkan dari kegelapan menuju ke cahaya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pengalaman yang dilaluinya tersebut menjadi salah satu alasan bagi dirinya untuk memutuskan untuk kembali menggeluti dunia bisnis.
Soetrisno mengatakan, meskipun dirinya memiliki pengalaman pahit selama bergabung dalam partai politik namun dirinya tidak pernah melarang bagi kader dan alumni PII untuk berpolitik.
"Silahkan saja berpartai. Saya punya pengalaman pahit, pengalaman itu jadi modal kita melangkah. Banyak yang masih ada di PII yang berasal dari partai," kata Soetrisno.
Dia mengatakan, PII juga memiliki sikap politis terhadap keadaan bangsa yakni politik kebangsaan seperti sikap PII yang menolak impor beras, kedelai, dan garam.
Pada kesempatan tersebut, Soetrisno Bachir meminta agar seluruh alumni PII memiliki kewajiban untuk berjihad baru yakni menjadi lokomotif perubahan peradaban dunia Islam.
"Lahirnya bangsa ini para pendirinya adalah tokoh-tokoh Islam, perhimpunan alumni PII yang sudah terlatih oleh latihan kader, punya kewajiban yakni jihad baru untuk jadi lokomotif perubahan peradaban baru yang islami," katanya.
Walaupun mengaku punya pengalaman pahit, dia tidak kapok terlibat dalam politik dan masih memiliki hubungan baik dengan seluruh partai politik.
“Saya punya pengalaman pahit dalam berpolitik. Tetapi saya tidak bilang kapok. Bahkan saya punya hubungan baik dengan semua partai, termasuk PAN. Kalau hubungan emosional saya lebih dengan Pelajar Islam Indonesia,” ujarnya.
“Saya punya pengalaman pahit dalam berpolitik. Tetapi saya tidak bilang kapok. Bahkan saya punya hubungan baik dengan semua partai, termasuk PAN. Kalau hubungan emosional saya lebih dengan Pelajar Islam Indonesia,” ujarnya.
Dia menegaskan, saat ini akan lebih selektif jika ada pihak yang menawarkan dirinya bergabung dalam sebuah partai politik. “Tentu akan harus hati-hati saat ada orang yang menawarkan berpartai. Harus dilihat orang itu jujur atau tidak,” papar Soetrisno.[jul]
0 komentar:
Posting Komentar