Jumat, 22 Maret 2019

POLA REZEKI

Pola Rezeki

Ada seseorang yang berusaha untuk hidup irit. Dia sedang berusaha menabung, dan mengurangi pengeluaran termasuk menunda zakat dan sedekah.

Dia sering cek saldo dan punya target angka khusus dengan saldonya. Setiap pengeluarannya dipantau dan dihitung sebagai beban. Pendeknya dia berusaha untuk KIKIR.

Duarrr...! Beberapa bulan ini justru ujian finansial datang bertubi. Diuji dengan cobaan finansial, Allah "merampas"nya dengan cara yang sungguh diluar dugaan.

Mulai dari harus rawat inap karena sakit, betulkan rumah  yang nilai perbaikannya bagi dirinya lumayan besar, bolak balik servis kendaraan, baik mobil/motor hingga pengeluaran-pengeluaran kecil yabg jumlahnya super-duper & di luar nalar.

Disadarinyalah bahwa ini kejadian bukan sekali, tetapi berkali-kali, dan polanya selalu sama: ketika berusaha untuk "ngirit", termasuk menunda kebiasaan berbagi.

Well... Harta itu unik, justru berkembang ketika dia dialirkan. Semakin deras aliran keran di bawahnya maka semakin deras pula aliran di atasnya.

Adapun mengenai besarnya harta yang dimiliki, bukan dari seberapa besar kita disiplin dalam mengatur pengeluarannya, tetapi dari seberapa besar wadahnya, seberapa pantas kita mendapatkannya.

Ketika diri kita menjadi perantara atas rezeki orang lain, salah satunya dengan memberi baik kepada karyawan ataupun kepada yang membutuhkan, karena ada hak mereka dalam harta kita, sebetulnya kita sudah memantaskan diri untuk menerima lebih.

Boleh percaya atau tidak, kita simpulkan ada 2 pola terkait dengan REZEKI:

(1) bahwa jika kita tidak mengeluarkannya, maka Allah-lah yang dengan paksa akan mengeluarkannya

(2) bahwa harta tidak akan menumpuk ketika kita menimbunnya, tetapi harta akan semakin banyak ketika kita mengalirkannya.

Resume Kajian
Copas

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More